Selamat Kepada SD Negeri 01 Baruga yang mendapat penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri tahun 2015

Selasa, 26 November 2013

Visitasi Tim Adiwiyata Tingkat Nasional

SD Negeri 01 Baruga Kota Kendari pada hari Senin 25 November 2013 yang lalu menerima kunjungan TIM VISITASI Sekolah ADIWIYATA Tingkat Nasional. Tim Penilai melakukan verifikasi lapangan tentang sejauhmana pelaksanaan kegiatan ramah lingkungan dan kepedulian terhadap lingkungan hidup di SD Negeri 01 Baruga Kota Kendari.

Visitasi ini juga bertujuan untuk menilai SD Negeri 01 Baruga Kota Kendari yang satu bulan lalu telah lolos seleksi adminitrasi tingkat Propinsi Sulawesi Tenggara. Menurut Pery Pairi, A.Md, salah satu motor tim penggerak lingkungan hidup SD Negeri 01 Baruga Kota Kendari, “semoga ini nanti kita mendapatkan poin lebih dari tuju puluh satu, sehingga dapat meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat nasional”.

Penghargaan sekolah adiwiyata ini diikuti banyak sekolah yang terdiri dari berbagai jenjang tingkatan pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai sekolah lanjutan. Sehingga bila SD Negeri 01 Baruga Kota Kendari lolos bersama sekolah-sekolah lainnya akan meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat nasional.

Pemerintah memberikan penghargaan adiwiyata, menunjukkan bahwa sekolah telah berhasil mendidik siswa menjadi individu yang bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup. Penghargaan adiwiyata bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan melalui lembaga pendidikan formal mulai sekolah dasar hingga sekolah lanjutan se Indonesia. Kriteria seleksi didasarkan pada 4 kriteria yang meliputi pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, pengembangan kurikulum berbasis linkungan, pengembangan kegiatan berbasis partisipatif, serta pengelolaan dan atau pengembangan sarana pendukung sekolah.

Program Adiwiyata ini bertujuan untuk menciptakan kondisi yang baik dan sehat bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran serta penyadaran warga sekolah (guru, siswa dan karyawan), sehingga upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan dapat berkesinambungan.

Dalam rangka mensukseskan program adiwiyata ini, seluruh warga SD Negeri 01 Baruga Kota Kendari berkomitmen penuh untuk mencapainya. Berbagai upaya persiapan jauh-jauh hari sudah dilakukan seluruh warga SD Negeri 01 Baruga Kota Kendari, mulai pembersihan sarana pendukung kegiatan belajar, pembuatan produk ramah lingkungan dan kegiatan administratif lainnya mengingat program ini tidak bisa dibuat secara instan.

Lomba Best Practice Pendidikan Karakter Tingkat Sekolah Dasar

SD Muhammadiyah Sapen berhasil meraih prestasi yang membanggakan. SD Muhammadiyah Sapen berhasil keluar sebagai Juara I Lomba Best Practice Pendidikan Karakter Tingkat Sekolah Dasar yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar  Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar bertempat di Hotel Harris Bandung, 20-23 Nopember 2013. Dengan demikian, SD Muhammadiyah  Sapen memperoleh penghargaan sebagai Juara I Nasional  di Bidang Pendidikan Karakter.

Grand Final Lomba Sekolah Pendidikan Karakter diikuti oleh 40 peserta utusan dari berbagai propinsi di Indonesia. Namun 1 sekolah, yaitu SD Negeri 01 Maluku Utara tidak hadir dalam Grand Final Best Practice Pendidikan Karakter Tingkat Sekolah Dasar. Peserta Grand Final merupakan sekolah-sekolah terpilih dari 99 Sekolah Dasar di 33 propinsi yang ditunjuk sebagai SD piloting pendidikan karakter. Dari 99 SD tersebut, 95 SD terpilih untuk mengimplementasikan pendidikan karakter dan hasilnya 66 sekolah dasar terpilih untuk divisitasi yang tersebar di 27 propinsi. Proses seleksi dilaksanakan sejak Juli hingga Oktober 2013.

Selanjutnya terpilih 40 sekolah dari 20 propinsi yang lolos untuk mempresentasikan Best Practicenya di hadapan juri dari  Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Universitas Negeri Surabaya, dan praktisi pendidikan. Masing-masing peserta mempresentasikan Best Practice Pendidikan Karakternya di depan juri tentang pengalaman penerapan pendidikan karakter di sekolah masing-masing. Dari hasil presentasi dipilih 6 sekolah dasar terbaik yang melaksanakan pendidikan karakter. Tiga sekolah terbaik juara 1-3 dan 3 sekolah harapan juara 1-3.

Dalam grand final lomba pendidikan karakter sekolah dasar 2013, SD Muhammadiyah Sapen berhasil keluar sebagai Juara I dengan mengumpulkan nilai 97,94, disusul Juara II SD Negeri 01 Bintan Propinsi Riau, dan SD Negeri Pancoran DKI Jakarta. Dengan keberhasilan tersebut, SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta berhak mendapatkan trophy, medali dan uang pembinaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar yang diserahkan Sekretaris Jenderal Pendidikan Dasar. Penutupan lomba dihadiri Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Thamrin Kasman dan  Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, Prof. Dr. AW. Wahidin Zarkasih.

Kepala SD Muhammadiyah Sapen, H. Saijan, S.Ag., M.S.I., mengatakan bahwa keberhasilan sekolahnya dalam lomba Best Practice Pendidikan Karakter Tingkat Sekolah Dasar merupakan hasil kerja keras dari semua civitas akademika SD Muhammadiyah Sapen dari tingkatan kepala sekolah, guru, karyawan, siswa dan orangtua siswa. 
 
Sumber : 
http://www.sdmuhsapen-yog.sch.id/read/150/sapen-raih-juara-nasional-bidang-pendidikan-karakter.html

Senin, 07 Oktober 2013

FGD Keseimbangan Ekosistem


Kegiatan yang sementara disusun oleh SAINS CLUB SDN 01 Baruga adalah FGD Keseimbangan Ekosistem, kegiatan ini akan dilaksanakan dengan kerja sama antara Mahasiswa PGSD FKIP UHO Angkatan 2011, dengan menyusun tema "Aku dan Lingkunganku"

Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan seperti apa bentuk keseimbangan lingkungan, selain itu memberikan wawasan kepada peserta didik akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem terutama yang ada di kota Kendari.

Waktu pelaksanaan kegiatan ini sementara dibahas oleh anggota SC, menurut Pembina SC kegiatan akan dilaksanakan setelah Ulangan Tengah Semester (UTS) Berakhir. harapan semoga kegiatan ini nanti dapat berjalan dengan baik.

Dilimpahkan ke Pemda, Kemendikbud Titip 25 Persen Butir Soal

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluruskan informasi simpang siur tentang pelaksanaan ujian nasional (unas) jenjang SD. Mereka secara resmi mengumumkan tahun depan unas SD ditiadakan, sebagaimana tahun ini.

Wamendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan, ketentuan tentang penyelenggaraan unas diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) 32/2013 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam pasal 67 ayat satu disebutkan, pemerintah menugaskan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk menyelenggarakan unas untuk pendidikan dasar dan menengah.

Kemudian pada ayat dua ditentukan, unas untuk satuan pendidikan jalur formal pendidikan dasar sebagaimana diatur pada ayat satu dikecualikan untuk jenjang SD/MI/SDLB dan bentuk lain yang sederajat. "Kemendikbud tentu tidak akan melanggar ketentuan dalam PP itu," kata dia di Jakarta kemarin.
   
Mantan rektor Universitas Andalas Padang itu mengatakan, unas untuk SD sejatinya sudah dihapus sejak tahun pelajaran 2012/2013. Selain itu untuk tahun pelajaran 2013/2014 unas untuk SD juga tidak diadakan. "Meskipun tidak ada unas di SD, tetapi ujian akhir tetap ada," paparnya.
   
Musliar menegaskan bahwa unas itu adalah ujian secara nasional yang diselenggarakan oleh BSNP. Ketentuan ini berlaku untuk jenjang SMP dan SMA saja. Sedangkan untuk SD, ujian akhir dijalankan oleh pemerintah provinsi (pemprov). Kemendikbud melalui BSNP hanya menitipkan 25 persen butir soal saja pada ujian tersebut. Tahun depan titip butir soal dari pemerintah pusat pada unas SD tetap sebesar 25 persen.

"Ujian akhir SD kita pasrahkan ke pemda. Tetapi pemerintah pusat tetap meminta ada standarisasi, yakni melalui soal nasional yang dititpkan itu," katanya. Melalui soal yang berstandar nasional itu, Musliar mengatakan pemerintah tetap bisa mengukur kompetensi pendidikan jenjang SD mulai dari tingkat sekolah hingga kabupaten/kota dan provinsi.

Jika tidak ada soal titipan tersebut, Musliar mengkhawatirkan pemetaan kompetensi siswa dan unit sekolah jenjang SD tidak bisa dilakukan. "Jika soal ujian full dari pemda, kami khawatir nilainya nanti 9 dan 8 semuanya," kata dia. Sehingga upaya pemetaan sekolah sesuai kondisi riil tidak bisa dilaksanakan.

Bagaimana dengan resiko kelulusannya? Musliar menuturkan ujian akhir di SD tidak boleh bersebrangan dengan semangat wajib belajar sembilan tahun. Yakni mulai dari jenjang SD dan SMP. "Percuma kita berupaya keras menarik siswa putus sekolah, jika banyak yang tidak lulus di SD gara-gara ujian akhir," katanya.

Dia mengatakan Kemendikbud tidak menyatakan jika seluruh siswa SD peserta ujian akhir akan lulus semuanya. "Jika kita nyatakan seperti itu (lulus semuanya, red) siswa tidak semangat belajar dan bersungguh-sungguh mengerjakan soal ujian," ujarnya. Meskipun begitu Musliar mengatakan idealnya seluruh siswa SD  lulus ujian akhir dan melanjutkan ke SMP semuanya. (wan/KP)
Ujian Nasional SD Ditiadakan
Posted by Ery Gusman | Monday, 07 October 2013   

Dilimpahkan ke Pemda, Kemendikbud Titip 25 Persen Butir Soal

KENDARINEWS.COM (Jakarta): Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluruskan informasi simpang siur tentang pelaksanaan ujian nasional (unas) jenjang SD. Mereka secara resmi mengumumkan tahun depan unas SD ditiadakan, sebagaimana tahun ini.
Wamendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan, ketentuan tentang penyelenggaraan unas diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) 32/2013 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam pasal 67 ayat satu disebutkan, pemerintah menugaskan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk menyelenggarakan unas untuk pendidikan dasar dan menengah.

Kemudian pada ayat dua ditentukan, unas untuk satuan pendidikan jalur formal pendidikan dasar sebagaimana diatur pada ayat satu dikecualikan untuk jenjang SD/MI/SDLB dan bentuk lain yang sederajat. "Kemendikbud tentu tidak akan melanggar ketentuan dalam PP itu," kata dia di Jakarta kemarin.
   
Mantan rektor Universitas Andalas Padang itu mengatakan, unas untuk SD sejatinya sudah dihapus sejak tahun pelajaran 2012/2013. Selain itu untuk tahun pelajaran 2013/2014 unas untuk SD juga tidak diadakan. "Meskipun tidak ada unas di SD, tetapi ujian akhir tetap ada," paparnya.
   
Musliar menegaskan bahwa unas itu adalah ujian secara nasional yang diselenggarakan oleh BSNP. Ketentuan ini berlaku untuk jenjang SMP dan SMA saja. Sedangkan untuk SD, ujian akhir dijalankan oleh pemerintah provinsi (pemprov). Kemendikbud melalui BSNP hanya menitipkan 25 persen butir soal saja pada ujian tersebut. Tahun depan titip butir soal dari pemerintah pusat pada unas SD tetap sebesar 25 persen.

"Ujian akhir SD kita pasrahkan ke pemda. Tetapi pemerintah pusat tetap meminta ada standarisasi, yakni melalui soal nasional yang dititpkan itu," katanya. Melalui soal yang berstandar nasional itu, Musliar mengatakan pemerintah tetap bisa mengukur kompetensi pendidikan jenjang SD mulai dari tingkat sekolah hingga kabupaten/kota dan provinsi.

Jika tidak ada soal titipan tersebut, Musliar mengkhawatirkan pemetaan kompetensi siswa dan unit sekolah jenjang SD tidak bisa dilakukan. "Jika soal ujian full dari pemda, kami khawatir nilainya nanti 9 dan 8 semuanya," kata dia. Sehingga upaya pemetaan sekolah sesuai kondisi riil tidak bisa dilaksanakan.

Bagaimana dengan resiko kelulusannya? Musliar menuturkan ujian akhir di SD tidak boleh bersebrangan dengan semangat wajib belajar sembilan tahun. Yakni mulai dari jenjang SD dan SMP. "Percuma kita berupaya keras menarik siswa putus sekolah, jika banyak yang tidak lulus di SD gara-gara ujian akhir," katanya.

Dia mengatakan Kemendikbud tidak menyatakan jika seluruh siswa SD peserta ujian akhir akan lulus semuanya. "Jika kita nyatakan seperti itu (lulus semuanya, red) siswa tidak semangat belajar dan bersungguh-sungguh mengerjakan soal ujian," ujarnya. Meskipun begitu Musliar mengatakan idealnya seluruh siswa SD  lulus ujian akhir dan melanjutkan ke SMP semuanya. (wan/KP)
- See more at: http://www.kendarinews.com/index.php?option=com_content&task=view&id=8826&Itemid=126#sthash.TWWdFe5n.dpuf

Minggu, 22 September 2013

Menunggu Visitasi Tim Penilai Adiwiyata Nasional

Selangkah lagi SD Negeri 01 Baruga mendapat penghargaan Sekolah Adiwiyata. Pasalnya dari keterangan yang diberikan dari BLH Provinsi menyebutkan bahwa secara administrasi Berkas Portofolio SD Negeri 01, Baruga diterima oleh Tim Penilai Adiwiyata Nasional. 

Warga Sekolah menyambut baik kabar gembira ini, Guru dan Siswa semakin antusias menghadapi kunjungan Tim Penilai Adiwiyata Nasional. 


Jumat, 20 September 2013

3 Siswa SDN 01 Baruga Masuk 10 Besar Kuis Kihajar Tingkat Provinsi

Kuis KiHajar adalah kompetisi tanya jawab soal melalui kuis yang mengandalkan kemampuan siswa/i untuk menjawab soal-soal berbagai mata pelajaran tingkat SD/SMP/SMA melalui siaran TVE dan secara online melalui website kihajar di http://kihajar.kemdikbud.go.id/.

Saat ini ada 3 siswa SDN 01 Baruga Yang masuk nominasi 10 besar. yaitu Ellena Thalia Noveta (Peringkat 1), Ghina Nur Latifah (Peringkat 4) dan Aisyah Aulia Mahaputri Rosadi (Peringkat 8).

Kuis kihajar (Kita Harus Belajar) berlangsung dari bulan Juni dan berakhir pada tanggal 25 Oktober 2013. sementara ini masih berlangsung proses seleksi, sehingga peluang untuk memperbaiki peringkat masih bisa dilakukan.

Selain 3 orang siswa ini, ada 4 orang siswa yang dikutkan, namun saat ini peringkat mereka masih di bawah 10 besar.  Mereka adalaha Ravy Julian Arief, Nindy Nur Amalia, Reisya Ayuni, dan Mei Sanistia. pada dasarnya jumlah peserta yang ikutkan tidak terbatas, karena program kihajar ini diperuntukkan kepada siswa SD/SMP/SMA diseluruh Indonesia.

Soal-soal dalam kuis kihajar disesuaikan dengan 7 mata pelajaran di SD, 7 mata pelajaran itu diantaranya; 1) Bahasa Indonesia, 2) Matematika, 3) PKn, 4) IPS, 5) IPA, 6) Bahasa Inggris dan 7) Penjas.  Tingkat kesukaran soalpun beragam mulai yang mudah, sedang sampai sukar.